1211010116 RAHMAD HIDAYAT E-BISNIS P08

cerpen

BAKSO AJAIB

Wanita memang racun dunia, begitulah kata Band ternama Indonesia THE CANGCUTERS. Wanita dapat membunuh tiap lelaki dengan ancaman perasaannya. Namun masih banyak lelaki yang berkorban demi untuk mendapatkan dan melirik hati wanita pujaanya. Aku sudah seringkali disakiti oleh wanita. Cerita ini bermula saat aku duduk di kelas dua SMP. Yang namanya pacaran itu adalah hal yang biasa di sekolahku. Bahkan di kelasku ada seorang anak laki-laki yang mempunyai pacar sampai lima dalam ruang lingkup sekolah. Wah gila sekali anak itu pikirku. Mungin nasib anak itu memang bagus. Berbeda denganku, nasib baik tidak berpihak padaku. Aku selalu ditolak oleh para wanita. Kira-kira kalau ditotal, cewek yang nolak aku ada sekitar delapan orang. Anehnya setiap aku bertemu dengan para cewek yang pernah aku tembak, mereka sama sekali seperti tidak kenal denganku. Aku tidak berputus asa, aku selalu belajar dari pengalaman-pengalaman yang pernah aku alami. Penembakan berikutnya , aku langsung mendatangi setiap cewek yang ada dengan maksud niat tulus membina suatu hubungan. Namun sayangnya ‘Dewi Fortuna” tidak memihak kepadaku. Aku selalu gagal dalam menembak setiap cewek ada. Setiap kali aku ajak janjian, tak ada satupun dari mereka yang aku temui. Layaknya sebuah razia besar-besaran para Polisi Pamong Praja yang telah bocor ke telinga para waria yang memutuskan untuk menunda operasinya. Mereka seolah menganggapku seperti virus HIV/AIDS yang harus dihindari. Mereka rela tidak makan di kantin, rela tidak masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran, hanya agar tidak bertemu denganku. Kini sepertinya semangat hidupku telah hilang. Gairah hidup seperti tak punya lagi. Sampai pada suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita yang cantik. Kata temanku gadis itu bernama Lia, dia baru saja putus dengan pacarnya.
“Wah kesempatan besar ni,” kataku dalam hati.
Aku langsung tergila-gila padanya. Aku tidak peduli dengan wataknya, asalkan wanita itu cantik aku pasti terpesona. Berbagai cara aku coba untuk dekat dengannya, dari mulai meminta nomor HP-nya agar dapat SMS-an dengannya sampai setiap saat aku harus main ke kelasnya hanya untuk bertemu dia. Setiap pulang sekolah selalu aku menitip salam buat dia lewat temannya.
“Din, biasa, nitip salam ya buat Lia,” kataku.
“Beres bos Roni,” ucap Dina dengan nada tegas tapi sambil tersenyum.
“Sip deh, aku suka gayamu,” balasku.
Malam harinya aku tidak dapat tidur. Aku selalu terbayang gambaran diri Lia, dari mulai wajahnya, senyum bibirnya, wah sangat mempesona. Usaha pendekatanku menemui titik terang. Setelah menunggu betahun-tahun untuk mempunyai pacar akhirnya sampai juga. Kini aku berhasil jadian dengan Lia. Aku sudah dapat menikmati indahnya yang namanya pacaran. Akhirnya kini telur jombloku sudah pecah juga. Semangat ku yang dulu pernah hilang termakan oleh kesedihan mulai berkobar kembali seperti semangat empat lima para warga Indonesia yang bersatu dalam menumpas penjajah. Aku sangat senang dalam menjalani hari-hari. Namun sayangnya kesenangan itu tidak bertahan lama. Belum genap satu minggu aku sudah mendapati Lia sedang berduaan dengan pria lain, bahkan mereka terlihat sangat mesra. Aku yang sudah jadian saja belum pernah menyentuh Lia. Aku takut jika nanti terjadi hal-hal yang diluar kendali. Aku ingin hubungan yang serius tanpa merusak etika. Aku tidak ingin berpacaran seperti anak muda yang tidak bermoral yang tidak mengerti sama sekali adat- istiadat orang Indonesia. Bagaikan gas elpiji yang meledak karena gasnya bocor begitulah gambaran emosiku yang sudah tak terbendung lagi, aku segera menghampiri mereka berdua.
“Lia dia siapa?” kataku dengan nada marah karena saat itu aku sudah naik pitam.
“Maafin Lia Ron, Lia sekarang balikan lagi dengan mantan Lia,”jawabnya dengan nada lirih dan kepala menunduk ke bawah.
Perasaanku seperti teriris-iris, sangat sakit terasa. Bahkan penyakit bengek atau sesak nafasku hampir kumat, namun aku dapat mengendalikan diriku. Aku pulang dengan membawa serpihan hatiku yang telah hancur berkeping-keping ini ke rumah. Begitu gampangnya dia mempermainkan perasaanku. Itulah aku, lelaki yang tidak pernah beruntung dalam hal mencinta dan dicintai. Apa aku harus mandi kembang tujuh bahkan delapan rupa untuk membuang kesialanku ini? Ataukah aku harus mengirim SMS ke Ki Joko Pinter dengan format REG (spasi) PRIMBON dan mengirimnya ke nomor 1234 dengan tarif 2000 rupiah per SMS-nya. Tapi maaf, aku sama sekali tidak percaya dengan Primbon milik Ki Joko Pinter karena dibandingkan dengan Syaekh Puja, Ki Joko Pinter bukanlah apa-apa. Nyatanya Syiekh Puja dapat menikahi seorang gadis belia di bawah umur. Kejadian aku dengan Rani tadi membuat aku membenci wanita hingga aku berniat untuk balas dendam kepada wanita agar dia dapat merasakan sakit yang kurasakan jika dipermainkan hatinya. Aku akan buat cewek itu sakit hati kuadrat. Di dalam kamar aku berpikir membuat suatu rencana yang akan sangat menyakiti hati wanita. Rencana cemerlang ini aku beri nama ‘RENCANA BAKSO AJAIB’.
Suatu hari aku bertemu dengan seorang target. Dia bernama Silvia. Wajahnya sih pas-pasan dibandingkan dengan Lia. Namun berbeda dengan Lia yang hanya mengandalkan paras cantik saja untuk mendapatkan hati setiap pria, Rina sangat lembut dan tutur katanya sangat sopan. Kini aku mulai melancarkan aksiku. Pendekatan dimulai. Setiap aku bersamanya, aku perlakukan ia laksana seorang Putri Sang Raja. Aku bersihkan bangkunya sebelum dia duduk. Aku belikan ia air minum saat Rina merasa kehausan. Semuanya aku lakukan demi untuk mendapatkan hati Rina. Namun satu hal yang paling tidak aku sukai dari Rina, dia suka kentut. Rina kalau kentut memang tidak pernah bilang-bilang, bahkan wajahnya sangat lugu untuk menyembunyikan kentutnya itu. Setelah merasa cukup mendapat tempat di hatinya, kini aku mulai rencanaku untuk balas dendam. Aku bawa dia ke warung Bakso Sonia. Aku pesan satu porsi bakso super ekstra pedas dan aku berikan pada Rina. Aku tersenyum kecil saja dalam hati saat melihat Rina megap-megap ketika makan bakso yang aku beri. Andaikan aku seorang kartunis yang pandai menggambar, mungkin aku akan menggambarkan wajahnya dengan warna merah menyala, mata keluar dari tempatnya dan juga mulut yang berkobarkan api.
“Ron minumnya dong,” ucapnya sambil tangannya dikipas-kipaskan kemulutnya.
“Nggak mau ah,” balasku sambil tertawa kecil.
“Tolong Ron keselek ni,please,”ucapnya merengek.
Karena tidak tega melihat dia seperti itu aku pun memberinya es.
“Begini, aku punya es jeruk untuk kamu tapi kamu harus menjadi pacarku. Gimana?”kataku dengan penuh semangat.
Memang sedikit memaksa, tapi dia harus menerimanya. Jika tidak mungkin dia akan mati karena kepedasan. Keesokan harinya, aku ajak rina nonton organ tunggal di desa sebelah.
“Nanti sore kita nonton organ tunggal yuk?”kataku.
“Oke deh sayangku, cintaku, kasihku,”katanya dengan sedikit genit.
“ Jam empat tepat ya,”balasku sambil pergi meninggalkan Rina.
Aku sengaja tidak datang pada sore itu. Aku malah main Playstation di kamarku, kebetulan kakakku membeli kaset game baru saat itu. Malam harinya Rina datang ke rumahku sambil marah-marah.
“Kamu jahat Ron. Aku menunggu kamu selama tiga jam, tahu!”kata Rina sambil matanya melotot ke arahku.
“Ya lagian kamu mau saja aku bohongin,” jawabku santai tanpa merasa bersalah sedikitpun.
“Kamu sengaja ya? Nyesel aku pacaran dengan kamu,” ucapnya dengan nada penuh kebencian.
“”Sejujurnya aku bohong saat menyatakan cinta padamu,”kataku dengan cuek.
Rani terkejut.
“Kamu..............kamu............,” kata-katanya terputus-putus.
Belum sempat dia meneruskan kata-katanya, Rani langsung pergi meninggalkanku.
Sepertinya aku terlalu mempermainkan dia. Kini aku merasa bersalah atas perbuatanku padanya. Yang paling aku sesali, ternyata Rani benar-benar mencintaiku. Aku memang manusia bodoh. Aku tidak pernah bisa memahami hati seorang wanita. Munkin ini yang membuat aku selalu gagal dalam hal mencintai dan dicintai seseorang. Setiap pulang sekolah aku selalu melihat Rani pulang berdua dengan seorang pria. Jujur saja saat itu aku cemburu, tapi apa daya kini dia bukan siapa-siapaku lagi. Sepertinya pria tersebut sangat mencintai Rani dengan sepenuh hati. Aku merenung dalam kegelapan malam sambil memandang keatas langit. Di atas langit aku memandangi rasi-rasi bintang di angkasa. Aku berpikir dalam hati, bintang saja selalu setia kepada malam. Dia hadir untuk memberikan keindahannya kepada alam semesta. Sesaat kemudian aku teringat pesan guruku yang sedikit ngawur tapi menurutku sangat bermakna.
Dia berkata,”JANGAN SAKITI HATI WANITA, KARENA WANITA BUKAN UNTUK DISAKITI TAPI UNTUK DI APA-APAKAN”. Sampai sekarang aku masih mendambakan hati seorang wanita yang akan mengisi hatiku yang hampa. Setiap malam aku berdoa kepada Sang Tuhan memohon agar diberi petunjuknya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

waduh penglaman pribadi ya mas

MAMAM mengatakan...

HAHAHAHAHA

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes